BREAK NEWS

Skandal Proyek Jalan Tani Tawa Kasiritu: Rp575 Juta Raib, Pekerjaan Mangkrak, Jaip Hair Tipu Pekerja Tilap Upah Rp94 Juta



Cakrawala asia Halmahera Selatan — Skandal proyek pembangunan jalan tani di Desa Tawa Kasiritu, Kecamatan Leleo Jaya, Kabupaten Halmahera Selatan, kian menyeruak ke permukaan. Proyek yang menelan anggaran Rp575 juta dari APBD melalui Dinas Pertanian dan Kehutanan ini terbukti jauh dari harapan.

Dari target 500 meter jalan tani, hanya 400 meter yang berhasil dikerjakan. Sisa 100 meter mangkrak tanpa kejelasan, padahal anggaran proyek telah dicairkan 100 persen. Fakta di lapangan ini kian menguatkan dugaan adanya permainan kotor di balik proyek.

Jaip Hair Tipu Pekerja, Upah Ditilap Rp94 Juta
Proyek ini dilaksanakan oleh CV Barakarsah Indonesia dengan penanggung jawab Jaip Hair. Namun, bukannya menyelesaikan kewajiban, Jaip Hair justru diduga kuat menipu para pekerja dengan tidak membayar upah kerja sebesar Rp94 juta. Uang yang seharusnya menjadi hak pekerja ditilap, sementara kontraktor menghilang dari tanggung jawab.

Seorang pekerja, Ariyanto, meluapkan kekesalannya: Kami kerja siang malam, tapi upah tidak dibayar. Jalan belum selesai, tapi uang proyek sudah habis. Ini bukan hanya merugikan kami, tapi juga merugikan negara.”

Kekecewaan Ariyanto menjadi simbol penderitaan para pekerja yang telah dipermainkan oleh kontraktor nakal.

Diamnya Dinas, Pengawas Berkelit
Media berupaya menghubungi Jaip Hair, namun tak pernah digubris. Sementara pengawas proyek, Supardi, hanya berkilah bahwa masalah upah adalah urusan kontraktor. Hingga kini, janji tinggal janji dan para pekerja tetap tak menerima haknya.

Yang lebih mengejutkan, dokumen pencairan proyek sudah ditandatangani Dinas Pertanian dan Kehutanan, sehingga BPKD mencairkan anggaran penuh tanpa memastikan pekerjaan tuntas. Publik pun curiga, jangan-jangan ini bukan sekadar kelalaian, melainkan praktik rekayasa proyek yang diduga melibatkan pejabat terkait.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan, Agus Heriawan, memilih bungkam. Tak ada klarifikasi resmi hingga berita ini dipublikasikan. Sikap diam pejabat publik ini justru memperkuat dugaan adanya kongkalikong.

Desakan Masyarakat Menguat
Tokoh masyarakat setempat menegaskan, kasus ini tak bisa dibiarkan: Kalau Kejaksaan tidak bergerak, ini akan jadi preseden buruk. Uang rakyat habis, proyek tidak selesai, pekerja jadi korban. Kami minta Kejaksaan Negeri Labuha segera memeriksa dan menyeret Jaip Hair beserta semua pihak yang terlibat.”


Cermin Bobroknya Tata Kelola
Kasus jalan tani Tawa Kasiritu menjadi cermin nyata bobroknya tata kelola pembangunan di Halmahera Selatan. Dana publik yang seharusnya meningkatkan kesejahteraan rakyat justru dijadikan bancakan segelintir orang.

Kini, publik menanti langkah tegas aparat penegak hukum. Apakah Kejaksaan Negeri Labuha berani membongkar habis skandal ini, ataukah kasus ini akan dibiarkan terkubur bersama jalan tani yang mangkrak di Tawa Kasiritu?

Redaksi

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar